MAJAPAHIT Berbicara tentang tembok kota kerajaan Majapahit merupakan sebuah hal yang menarik terutama dari sisi kajian arsitekturnya. Pertanyaan utama yang sering muncul di kepala kita adalah, seperti apa model atau bentuk tembok kota raja ini. Dari sisi material atau bahan yang digunakan sudah barang tentu menggunakan bahan batu bata merah, yang merupakan ciri khas bangunan-bangunan masa Majapahit.
Untuk memperjelas bentuk dari tembok kota raja ini, satu-satunya petunjuk yang dapat kita pergunakan sebagai acuan adalah uraian yang dituliskan Mpu Prapanca dalam Kitab Negarakretagama atau Desawarnana yang telah selesai dituliskan pada kisaran tahun 1365 M, atau masih berada dalam lingkaran masa kepemimpinan Raja Rajasanegara (Hayam Wuruk).
Berikut ini uraian kitab tersebut terutama dari pupuh 8, sebagai berikut :
Warnnan tinkah ikan puradbhuta kuthanya bata ban umider mmakandel aruhur, kulwan / di dwura waktra manharpakan lbuh agen i tnah way edran adalm, brahmasthana matungalan pathani buddi jajar inapi kapwa sök caracara, nka (95a) tongwan para tanda tan pgat aganti kumemit i karaksanin purasabha.
terjemahan bebas :
Tersebutlah keajaiban kota, tembok bata merah tebal lagi tinggi mengitari pura, pintu Barat bernama Pura Waktra, menghadap ke lapangan luas, bersabuk parit, pohon brahmastana berkaki bodi, berjajar panjang, rapi berbentuk aneka ragam, di situlah tempat tunggu para tanda terus-menerus meronda, jaga paseban.
Dari uraian tersebut di atas, jelas tergambarkan kondisi tembok kota raja, yaitu bangunan tembok bata merah yang tebal dan tinggi, mengelilingi pura (kompleks kraton utama). Pintu masuk dari arah Barat bernama Pura Waktra dengan ciri khas dikelilingi dengan parit (bukan kanal). Ciri lainnya adalah adanya pohon Brahmastana (mungkin beringin) yang berjajar memanjang. Ciri khususnya, Pura Waktra ini disebutkan menghadap ke lapangan yang luas.
Tembok kota raja Majapahit
Lor ttan gopura cobhitabhinawça konten ika wsi rinupakaparimita, wetan / sandin ikarjja pangun aruhur / patigan ika binajralepa maputih, kannah lor kkidul i pken / raket ikaɳ yaça wkasin apanjan adbhuta dahat, anken / caitra pahomaniɳ bala samuha kidul ika catuspathahyan ahalp.
terjemahan bebas :
Di sebelah Utara bertegak gapura permai dengan pintu besi penuh berukir, di sebelah Timur panggung luhur, lantainya berlapis batu putih-putih mengkilat, di bagian Utara, di Selatan pekan, rumah berjejal jauh memanjang, sangat indah, di Selatan jalan perempat: balai prajurit tempat pertemuan tiap bulan Caitra.
Dari uraian di atas, tergambar jelas bahwa pintu Utara dari tembok kota raja ini merupakan sebuah gapura dengan pintu besi yang penuh dengan ukiran. Tidak jelas diceritakan bentuk dari pada gapura itu sendiri, artinya gapura tersebut bisa saja berbentuk Candi Bentar atau mungkin juga berbentuk Gapura Paduraksa.
Demikianlah uraian singkat tentang tembok kota raja Majapahit.
Silahkan anda meninggalkan komentar demi kemajuan dan perkembangan blog ini, mohon jangan melakukan spam ..... (pasti akan terhapus secara otomatis)