Sejarah Majapahit dibelak-belokkan, sejarah Majapahit dipelintir ke sana ke mari, sejarah Majapahit sengaja dikaburkan.
Adalah sebuah buku yang berjudul "Meluruskan Sejarah Majapahit" yang ditulis oleh Irawan Djoko Nugroho, salah satunya menyebutkan bahwa : "Raden Patah diidentifikasi sebagai orang yang sama dengan Girindrawardhana". Tulisan ini akan membahas pernyataan tersebut yang sangat diragukan kebenarannya. Baiklah kita tinjau tulisan beberapa prasasti Majapahit berikut ini :
Prasasti Padukuhan Duku bertuliskan tentang sang Prabu Girindrawardhana dan juga nama kecilnya,yaitu; Dyah Ranawijaya mengesahkan pemberian tanah perdikan Terialokiapuri di desa Petak, kepada Sri Brahmanaraja Ganggadara oleh dua orang Prabu terdahulu (sebelum masa Girindrawardhana berkuasa). Tidak disebutkan nama kedua raja tersebut.
Maksud dari pengesahan/penguatan dari pemberian tanah tersebut, karena bantuan yang telah di berikan kepada Prabu Girindrawardhana saat menyerang Majapahit (Bhre Kertabhumi). Bantuan pada waktu peperangan melawan Majapahit ini berarti sekali dalam pemberian tanah perdikan tersebut, sehingga disertai pemberian lencana-negara yang berbentuk; dua telapak kaki, payung, tongkat di belit ular, kembang, kendi dan keris.
Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda menyebutkan bahwa raja-raja Demak menyatakan dirinya sebagai keturunan Prabu Brawijaya, raja Majapahit. Bahkan di dalam Purwaka Caruban Nagari disebutkan dengan jelas bahwa Raden Patah, pendiri dan sultan pertama Demak, adalah anak prabu Brawijaya Kertabhumi (" ...... tumuli hana pwa ya sang Patah ika anak ira Sang Prabhu Brawijaya Kretabhumi kang rumuhun mastri lawan putri Cina .....", Atja, Tjarita Purwaka Tjaruban Nagari, 1972, hal. 84 ; lihat pula : P.S. Sulendraningrat, Purwaka Tjaruban Nagari, 1972, hal. 19). Kesimpulannya adalah bahwa Raden Patah adalah putera dari raja Majapahit Bhre Kertabhumi.
Dari prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh Girindrawardhana Dyah Ranawijaya pada tahun 1486 M, telah diketahui adanya upacara sraddha untuk memperingati dua belas tahun meninggalnya Paduka Bhattara ring Dahanapura yang diidentifikasikan sebagai Bhre Pandan Salas Dyah Suraprabhawa Sri Singhawikramawardhana (Lihat : Martha A. Muusses, "Singhawikramawarddhana", FBG, II, 1929, hal 207-214 ; P.J. Zoetmulder, "Djaman Empu Tanakung", Laporan KIPN-II, VI seksi D, 1965, hal. 207). Dengan demikian Girindrawardhana adalah putera dari Bhre Pandan Salas.
Adapun Bhre Pandan Salas ini pada tahun 1468 M tersingkir dari kedaton Majapahit akibat serangan atau perebutan kekuasaan dari Bhre Kertabhumi. Akhirnya perebutan kekuasaan ini dibalas oleh Dyah Ranawijaya (putera dari Bhre Pandan Salas) pada tahun 1478 M, dan mengakibatkan Bhre Kertabhumi gugur di kedaton.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwasanya Raden Patah dan Girindrawardhana (Dyah Ranawijaya) adalah dua orang yang berbeda, Raden Patah adalah putera Bhre Kertabhumi, sedangkan Girindrawardhana (Dyah Ranawijaya) adalah putera dari Bhre Pandan Salas. Fakta lain lagi Raden Patah mendirikan kerajaan Islam Demak, sedangkan Girindrawardhana (Dyah Ranawijaya) melanjutkan pemerintahan ayahnya sebagai raja Majapahit.
Penulis : J.B. Tjondro Purnomo ,SH
Bersambung .......
7 komentar
kl sy setuju: Girindrawardana bukan Raden Fatah Demak. Beliau putra mahkota Majapahit yg sah, krn beliau putra dr Bhre Pndansalas (Brawijaya 4) yg dikudeta oleh adiknya: Bre Kertabumi yg lalu jadikan dirinya Brawijaya V. Girindrawardana adl Raja Kediri, dan beliau yg menyerang dan mendapatkan kembali haknya sbg Raja Majaphit. Kebetulan sy msh trah dr eyang Bre Pandansalas. Salaam
BalasMaklum aja gan, Irawan Djoko N khan bukan ahli sejarah ...., dia hanya 'penjual buku' .... jadi selalu bikin sensasi agar bukunya laris.... Salam.
BalasKalo emang RADEN PATAH adalah pewaris sah majapahit, seharusnya nama nya bukan RADEN PATAH tapi namanya PANGERAN PATAH.
BalasGa, ane itu trah RADEN PATAH di Jepara, lo.. Gak suka ayo perang po.....
Wkwkwkwk...
Minal aidin
Pada jaman kerajaan Majapahit tidak ada istilah Raden atau Pangeran, gelar kebangsawanan pada waktu itu adalah Bhre atau Bhra ..., istilah Raden atau Pangeran adalah istilah yang dipergunakan dalam Babad Tanah Jawa yang ditulis sekitar 400 tahun setelah Majapahit runtuh ....
BalasThanks ya gan blog ini membantu saya sekali .................
Balasbisnistiket.co.id
Merakit sejarah lewat babad saja memang banyak lemahnya. Merakit lewat prasasti atau catatan kuno juga banyak mata rantai yang bolong. Akhirnya yang mungkin adalah menyusun sejarah lewat gabungan antara babad dan prasasti.Bagi yg setuju majapahit runtuh akibat serangan Demak maupun tidak ternyata juga menggunakan data antara babad dan prasasti. kesimpulannya ? ........
Balasbabat dan serat seperti babat tanah jawi itu tidak salah. yang salah orang yang menafsirkanya
BalasBrawijaya 5 menurut babat tanah jawi adalah raja terakhir majapahit, ayah raden Fatah, ayah Arya damar, diserang olhh demak diserang oleh raden fatah dan arya damar. pakta sejarah raden fatah tidak pernah menyerang ayah kandung nya. ayah raden fatah adalah kerta bumi. ayah arya damar adalah purwawissesa/girisa wardana. kerta bumi diserang oleh girindra wardana. para pengarang babat dan serat tau pakta sejarah itu. sengaja tidak memakai nama baik dari para raton catatan cina portugis atau prasasti yang dikeluarkan raja raja majapahit.
priode akhir/ babak akhir majapahit menurut babat dan serat dipimpin oleh 5 orang raja. nah 5 orang raja ini mereka sebut brawijaya 5.sebenarnya itu adalah brawijaya 5 orang. orang orang menafsirkan babat dan serat brawijaya 5 adalah satu orang. siapa saja brawijaya 5 orang itu .
terhitung dari setelah kertawijaya/ adik suhita - raja majapahit yg diserang raden fatah di kediri / girindra wardana. mereka semua adalah brawijaya 5.
sengaja pengarang babat dan serat tidak memakai istilah pararaton nagara karta gama prasasti dan catatan asing. karena kalau pengarang babat memakai nama sebenarnya maka harus mengurai raja raja mapahit yang 5 orang itu.
brawijaya 5 menurut babat dan serat itu adalah 5 0rang.
1. jaya sawardana anak sulung kertawijaya dia menjadi raja majapahit 1447-1453. jayasawardana adalah ayah kerta bumi.
2. purwawisesa/ girisawardana/ surya wikrama/ dyah wengker adik jayasawardana . ia menjadi raja majapahit 1456- 1466. berputra dyah pandan salas dan arya damar.
1466 perwawisesa mati ia digantikan oleh anak sulungnya yakni dyah pandan salas/kakak arya damar.
3. dyah pandan salas / kakak arya damar ini menjadi raja majapahit 1466- 1468.
dia terusir dan mengungsi dan tewas dipengungsian setelah kerta bumi anak jayasawardana melakukan kudeta. hubungan antara kerta bumi dengan dyah pandan salas adalah sepupu. mereka semua cucu kertawijaya raja majapahit yang menggantikan suhita.
4. Kerta Bumi ayah raden Fatah. yang menjadi raja majapahit 1468- 1478. kerta bumi ayah raden fatah inilah yang diserang oleh girindra wardana th 1478.
5. Girindra wardana/rana wijaya yang menghancurkan kerta bumi ayah raden Fatah.
girindra wardana adalah anak Pandan Salas raja majapshit yang dikudeta kerta bumi.
raden fatah menyerang girindra wardana raja majapahit. setelah itu majapahit benar benar tamat.
itu yang dimsksud babat dan serat adalah brawijaya 5.
orang banyak salah tafsir brawijaya 5 menurut babat dan serat itu diartikan satu orang. akibatnta kacau sekali dan sangat bertolak belakang dengan fakta sejarah.
akibatnya mereka menyimpulkan raja terakhir majapahit, ayah raden fatah, ayah arya damar, majapahit yang diserang girindra wardana 1478, majapahit yang diserang raden fatah 1488 adalah orang yang sama padahal orang yang berbeda. babat dan serat tidak pernah mengatakan arya damar mengawini ibu tirinya yang ditulis babat dan serat adalah arya damar mengawini istri selir brawijaya V. orang orang yang banyak menyimpulkan arya damar mengawini ibu tirinya. padahal tidak . apakah salah pengarang babat dan serat mengatakan arya damar adak brawijaya 5 tentu tidak.
sebab ayah aryadamar purwawissesa/surya wikrama/ girisawardana itu disebut brawijaya 5 juga.
sedangkan kerta bumi mereka sebut brawijaya 5 juga. itulah sebabnya pengarang babat dan serat menggunakan istilah brawijaya. kalau menggunakan istilah purwawissesa/ kertabumi maka harus mengurai srluruh raja raja priode akhir majapahit itu.
maja pahit itu bukan punya kerta bumi sendiri. ahli waris majapahit bukan hdnya kertabumi.
kerta bumi adalah brawijaya V itu betul. tapi brawihaya V belum tentu kerta bumi.
Silahkan anda meninggalkan komentar demi kemajuan dan perkembangan blog ini, mohon jangan melakukan spam ..... (pasti akan terhapus secara otomatis)