BANGUNAN PINTU GERBANG
Kakawin Negarakertagama setidaknya menuturkan tiga buah bangunan pintu gerbang kota, yaitu :
Pertama, dalam pupuh VIII/1 yang berbunyi : " ..kulwan <ri> dwurawaktra mangharpak<e>n lebuh ageng i t<e>ngah way edran adalem ...", yang artinya : " ... pintu Barat bernama Pura Waktra, menghadap ke lapangan luas, bersabuk parit ..".
Kedua, dalam pupuh VIII/2 yang berbunyi : " ..lor t[t]ang gopura sobhitabhinawa konten ika w(e)si rinupakaparimita ....", yang artinya : " ... di sebelah Utara bertegak gapura permai dengan pintu besi penuh berukir ...".
Ketiga, dalam pupuh VIII/6 yang berbunyi : " ...ri jronyeki muwah <pasewan i kidul> dudug angusi wijil kapingrwa ri dalem ...", yang artinya : " .. di dalam, di Selatan ada lagi paseban, memanjang ke pintu keluar pura yang kedua ...".
Pada kenyataannya, bila kita perhatikan fakta di lapangan, kiranya terdapat 2 (dua) model gerbang kota Majapahit, yang dibedakan menjadi tipe candi bentar dan tipe paduraksa.
Candi Wringin-Lawang, sebagai salah satu model gerbang kota Majapahit, termasuk ke dalam golongan candi bentar. Bentuk candi bentar itu sendiri pada dasarnya merupakan suatu bentuk gapura-belah tanpa atap. Foto di bawah ini menunjukkan bentuk uraian di atas.
Candi Wringin Lawang
Selanjutnya, Candi Bajang Ratu, menunjukkan model gerbang kota Majapahit yang termasuk ke dalam golongan tipe paduraksa. Tipe paduraksa sendiri merupakan bentuk gerbang yang berupa gapura tunggal beratap. Foto di bawah ini menunjukkan bentuk bangunan tersebut.
Candi Bajang Ratu, sebelum di restorasi
Selanjutnya, bila kita perhatikan keterangan pupuh VIII/2 yang menceritakan tentang gapura permai dengan pintu besi penuh berukir yang terletak di sebelah Utara kompleks kota Majapahit, maupun keterangan pupuh VIII/1 yang menceritakan tentang pintu Barat yang bernama Pura Waktra, hingga saat ini masih sulit diidentifikasikan. Hal ini disebabkan karena selain bekas-bekasnya tidak lagi dapat diketemukan, batas-batas kota Majapahit-pun masih sulit untuk ditentukan.
Sekedar wawasan untuk kita adalah : Gapura di sebelah Utara memiliki pintu besi yang penuh dengan ukir-ukiran (tidak dijelaskan bagaimana bentuk ukirannya). Kemungkinan identifikasi yang mirip dengan uraian gapura di sebelah Utara tersebut adalah seperti gambar-gambar di bawah ini.
Selanjutnya, pintu Barat yang bernama Pura Waktra memiliki ciri-ciri menghadap ke lapangan luas bersabuk parit, pohoh brahmastana (beringin) berkaki bodi, berjajar panjang, rapi berbentuk aneka ragam, dan merupakan tempat para tanda (prajurit) terus menerus meronda jaga paseban. Dari uraian tersebut, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa Pura Waktra ini merupakan sebuah pintu gerbang utama, karena selalu dijaga prajurit (tanda) dan di sekitarnya terdapat sebuah paseban (balai).
Demikianlah sekedar gambaran mengenai bentuk-bentuk pintu gerbang kota Majapahit.
J.B. Tjondro Purnomo ,SH
Bersambung .............
1 komentar:
Permasalahan yang muncul adalah : Candi Wringin-Lawang itu pintu gerbang ke pusat kerajaan Majapahit atau bukan ? Salam persahabatan.
BalasSilahkan anda meninggalkan komentar demi kemajuan dan perkembangan blog ini, mohon jangan melakukan spam ..... (pasti akan terhapus secara otomatis)