logo blog
Selamat Datang Di Majapahit Blog
Terima kasih atas kesediaan anda berkunjung di Majapahit Blog ini,
Semoga apa yang Blog ini share dan tulis di sini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang dapat berguna bagi masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.

ASPEK BUDAYA MAJAPAHIT

Pada jaman kerajaan Majapahit, agama menjiwai segenap lapangan kehidupan termasuk bidang kebudayaan. Semua cabang kebudayaan seperti seni bangunan, seni pahat, seni sastera dan seni panggung, semuanya bernafaskan keagamaan. Namun pada jaman Majapahit tidak menghasilkan bangunan-bangunan keagamaan semegah kelompok Candi Borobudur dan Prambanan sebagaimana yang dibangun pada masa kerajaan Mataram Hindu di Jawa Tengah.

Kelompok Candi Borobudur, Pawon dan Mendut adalah bangunan ke-Budhaan yang dibangun pada jaman pemerintahaan dinasti Syailendra pada permulaan abad sembilan. Pada waktu itu baik raja maupun rakyatnya memeluk agama Budha. Pembangunan kelompok candi tersebut dimaksudkan demi pengagungan agama semata-mata. Setelah dinasti Syailendra jatuh pada pertengahan abad sembilan, Mataram diperintah oleh dinasti baru yang memeluk agama Siwa, dimulai oleh Rakai Pikatan, munculnya Rakai Pikatan membawa kehidupan kembali agama Siwa di Jawa Tengah. Semangat keagamaan ini menggugah semangat membangun kelompok Candi Prambanan pada permulaan abad kesepuluh untuk mengimbangi kelompok Candi Borobudur. Baik Candi Borobudur maupun Candi Prambanan adalah merupakan bangunan keagamaan yang mengagumkan, pembangunan monumen semegah itu hanya dimungkinkan terutama berkat dorongan semangat keagamaan yang menyala-nyala.

Tidak demikian halnya dengan bangunan-bangunan candi di Jawa Timur pada jaman Singasari-Majapahit, bangunan candi-candi yang ada adalah candi makam keluarga raja, jumlahnya banyak tetapi wujudnya kecil-kecil jika dibandingkan dengan kelompok Candi Borobudur atau Candi Prambanan. Pembangunan candi-candi di Jawa Timur dimaksudkan sebagai tempat pemujaan para leluhur yakni arwah keluarga raja yang telah mangkat; digunakan untuk menyimpan abu jenazah dan arca dewa sebagai lambang keluarga yang dipuja di situ.

Pada tahun 1365 M, menurut Negarakertagama LXXIII, LXXIV jumlah candi-candi makam raja tersebut ada duapuluh tujuh buah, mulai Kagenengan, Tumapel, Kidal, Jajaghu, Wedwawedan, Pikatan, Bakul, Jawajawa, Antang Trawulan, Kalangbret, Jago, Blitar, Silapetak, Ahrit, Waleri, Bebeg, Kukap, Lumbang, Puger, Kamal Pandak, Segal, Simping, Sri Ranggapura, Budi Kuncir dan Prajnyaparamitapuri di Bayalangu.
Enter your email address to get update from Info Blog.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

1 komentar:

Aspek budaya Majapahit yang paling terkenal adalah sasanti "Bhinneka Tunggal Ika tan hana dharma mangrwa", demikianlah bunyi selengkapnya. Terima kasih dan salut buat pemilik blog ini.

Balas

Silahkan anda meninggalkan komentar demi kemajuan dan perkembangan blog ini, mohon jangan melakukan spam ..... (pasti akan terhapus secara otomatis)

Copyright © 2015. MAJAPAHIT 1478 - All Rights Reserved | Template Created by Info Blog Proudly powered by Blogger