logo blog
Selamat Datang Di Majapahit Blog
Terima kasih atas kesediaan anda berkunjung di Majapahit Blog ini,
Semoga apa yang Blog ini share dan tulis di sini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang dapat berguna bagi masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.

RAJA-RAJA MAJAPAHIT AKHIR (1)

Setelah interregnum (kekosongan kepemimpinan) selama tiga tahun, maka pada tahun 1456 M, tampillah Dyah Suryawikrama Girisawarddhana menaiki tahta kerajaan Majapahit. Ia adalah salah seorang anak Dyah Kertawijaya yang semasa pemerintahan ayahnya telah menjadi raja daerah (bawahan) di Wengker (Bhattara ing Wengker). Di dalam kitab Pararaton ia disebutkan dengan nama gelarnya Bhra Hyang Purwwiwisesa. Ia memerintah selama sepuluh tahun, dan pada tahun 1466 M ia meninggal dunia dan didharmakan di Puri.

Sebagai penggantinya kemudian Bhre Pandan Salas menaiki tahta kerajaan Majapahit dan memerintah mulai tahun 1466 M. Ia dikenal pula dengan nama Dyah Suraprabhawa Sri Singhawikramawarddhana. Sebelum menjadi raja di Majapahit, ia berkedudukan sebagai raja daerah (bawahan) di Tumapel (bhattara ring Tumapel). Lihat Pararaton hal 40, prasasti Waringinpitu lempeng IV-verso, baris 1-4 dan prasasti Trawulan III, di dalam OV, 1918, hal. 170. Kitab Pararaton menyebutkan bahwa ia hanya memerintah selama dua tahun, kemudian menyingkir meninggalkan keratonnya. Fakta yang ada berdasarkan prasasti Pamintihan (lihat : F.D.K Bosch, "De Oorkonde van Sendang Sedati", OV, 1922, hal. 22-27) yang dikeluarkan olehnya pada tahun 1473 M, ternyata bahwa sampai pada waktu itu ia masih memerintah sebagai raja Majapahit, bahkan di dalam prasastinya ia disebutkan sebagai seorang Sri Maharajadhiraja yang memimpin raja-raja keturunan Tuan Gunung (sri giripatiprasutabhupatiketubhuta), disamping disebutkan pula sebagai "penguasa tunggal di tanah Jawa" (yawabhumyekadhipa). Di dalam manggala kakawin Siwaratrikalpa gubahan Mpu Tanakung, ia disebutkan pula sebagai "seorang raja yang memang telah sepantasnya menjadi keturunan wangsa Girindra" (tan lyan sry adisuraprabhawa sira bhupati sapala Girindrawangsaja). Lihat : P.J. Zoetmulder, "Djaman Mpu Tanakung", Laporan KIPN-II, VI, 1965, hal 206 dan P.J. Zoetmulder, "Kalangwan", 1974, hal. 365 ; A. Teeuw et al. "Siwaratrikalpa", 1969, hal. 64,68.

Dengan adanya kenyataan yang demikian ini maka pemberitaan kitab Pararaton yang menyebutkan Bhre Pandan Salas hanya memerintah sebagai raja Majapahit selama dua tahun tidaklah benar adanya. Namun pemberitaan mengenai penyingkiran Bhre Pandan Salas dari keratonnya dapatlah dibenarkan. Penyingkiran Bhre Pandan Salas ini disebabkan oleh serangan dari Bhre Kertabhumi, yang ingin merebut kekuasaan Majapahit. Dari kitab Pararaton dapatlah diketahui bahwa Bhre Kertabhumi adalah anak bungsu Sang Sinagara (Rajasawarddhana).
Dari prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya pada tahun 1486, diketahui adanya penyelenggaraan upasara Sraddha untuk memperingati duabelas tahun mangkatnya Paduka Bhattara ring Dahanapura. Oleh para sarjana tokoh Bhattrara ring Dahanapura ini diidentifikasikan sebagai Bhre Pandan Salas Dyah Suraprabhawa Sri Singhawikramawarddhana. Lihat : Martha A. Muusses, "Singhawikramawarddhana", FBG, II, 1929, hal 207-214 ; B.J.O Schrieke, Indonesian Sociological Studies, Part Two : Ruler and Relam in Early Java. The Hague/Bandung: W. van Hooeve, 1957, hal. 44 dst.

Dengan berdasarkan pada keterangan-keterangan yang terdapat pada prasasti-prasasti Girindrawarddhana tersebut dapat diduga bahwa ketika keraton Majapahit diserang oleh Bhre Kertabhumi, maka Bhre Pandan Salas menyingkir ke Daha, melanjutkan pemerintahannya sampai saat ia meninggal dunia pada tahun 1474 M.


Bersambung  ........... ke bagian kedua
Enter your email address to get update from Info Blog.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

6 komentar

Bagusny postingny...

Blum terlalu ngerti Majapahit. Msih baca2 dlu.

Gpp yaa??

Btw, daht tao blum klo dpt award http://iniditudini.blogspot.com/2011/06/stories-space-got-bagibagiblog-award.html#more

cba lht yaak??

Balas

Sejarah raja-raja Majapahit akhir, ini membuktikan bahwa Majapahit tidak runtuh pada tahun Saka 1400 (1478 M), melainkan masih berjaya untuk beberapa waktu lamanya .... Sukses bagi penulis ....

Balas

Satu lagi pembuktian bahwa Mjapahit tidak runtuh pada tahun Saka 1400 (1478 M) ... lanjutkan

Balas

Inilah uraian tentang raja-raja terakhir yang memerintah setelah Wikramawardhana dan Suhita ... mantap ....

Balas

Datang berkunjung, salam kenal, masa akhir kerajaan Majapahit sampai saat ini memang masih mengundang polemik, kebanyakan masih terpaku pada tahun 1478 dengan sesantinya 'sirna ilang kertining bhumi' ..... Terima kasih.

Balas

terima kasih ya tulisannya sangat bermanfaat,, tapi klo blh tahu cari kitab2 yg d tls di atas itu dmn ya??

Balas

Silahkan anda meninggalkan komentar demi kemajuan dan perkembangan blog ini, mohon jangan melakukan spam ..... (pasti akan terhapus secara otomatis)

Copyright © 2015. MAJAPAHIT 1478 - All Rights Reserved | Template Created by Info Blog Proudly powered by Blogger