MAJAPAHIT 1478. Secara geologi, Sundaland (Paparan Sunda) adalah landas kontinen perpanjangan lempeng benua Eurasia di Asia Tenggara. Massa daratan utama antara lain Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Madura, Bali, dan pulau-pulau kecil di sekitarya. Area ini meliputi kawasan seluas 1,85 juta km2. Kedalaman laut dangkal yang membenamkan paparan ini jarang sekali melebihi 50 meter, dan kebanyakan hanya sedalam kurang dari 20 meter, hal ini mengakibatkan kuatnya erosi dasar laut akibat gelombang laut. Tebing curam bawah laut memisahkan Paparan Sunda dari kepulauan Filipina, Sulawesi, dan Kepulauan Sunda Kecil.
Peta Sundaland atau Paparan Sunda
Secara biogeografi, kawasan ini dikenal sebagai Sundaland atau Tanah Sunda, sebuah istilah yang merujuk kepada bentang daratan lempeng benua dan landas kontinen di Asia Tenggara yang merupakan dataran di atas permukaan laut ketika permukaan laut jauh lebih rendah pada zaman es terakhir. Tanah Sunda termasuk Semenanjung Malaya, Kepulauan Sunda Besar termasuk Kalimantan, Sumatera, dan Jawa, serta laut dangkal di sekitarnya, yaitu Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, Teluk Siam, dan bagian selatan Laut China Selatan. Tebing curam dasar laut membatasi batas Timur Tanah Sunda yang sama dengan batas Garis Wallace, dicetuskan oleh Alfred Russel Wallace, yang menandai perbatasan Timur persebaran mamalia benua Asia, juga merupakan perbatasan antara zona ekologi Indomalaya dan Australasia. Bukti bahwa pulau-pulau Sunda Besar pernah bersatu dengan benua Asia adalah sebaran jenis mamalia Asia seperti beberapa jenis kera, gajah, macan dan harimau yang ditemukan di benua Asia, Sumatera, Jawa, dan Bali ; serta adanya Orangutan baik di Sumatera dan Kalimantan.
Paparan ini terbentuk akibat aktivitas vulkanik beribu-ribu tahun dan erosi massa benua Asia, serta terbentuknya konsolidasi runtuhan batu di pesisir seiring naik dan turunnya permukaan laut.
Lautan di antara pulau-pulau ini relatif stabil berupa dataran purba yang bercirikan rendahnya aktivitas gempa, anomali gravitasi isostatik yang rendah, serta tanpa adanya aktivitas gunung berapi, kecuali bagian pulau Sumatera, Jawa dan Bali yang terhubung dengan paparan Sunda, yang termasuk kawasan geologi muda sistem orogenik Pelengkung Sunda (atau Sistem Pegunungan Sunda). Pada zaman es, permukaan laut turun, dan kawasan luas Paparan Sunda terbuka dan muncul di atas permukaan air dalam bentuk dataran rawa yang amat luas. Naiknya permukaan air laut pada saat gelombang es di kutub mencair sebanyak 14,6 sampai 14,3 kbp menaikan permukaan laut setinggi 16 meter dalam jangka waktu 300 tahun.
Sistem sungai purba
Naiknya permukaan laut ini menenggelamkan sistem sungai Molengraaf era Pleistosen — tiga sistem sungai yang luas mengaliri di Tanah Sunda pada puncak masa akhir zaman es, sekitar 18.000 sampai 20.000 tahun lalu. Secara umum, sungai purba ini adalah perpanjangan sungai yang ada kini dan dapat ditafsirkan mengikuti topografi dengan arah menurun. Pada masa paling kering era Pleistosen, daerah tangkapan air di Kalimantan Barat dan sebagian besar sungai dari Sumatera menyambung dengan sungai besar yang disebut Sungai Sunda Besar yang mengalir di antara pulau Belitung dan pesisir Kalimantan Barat di sepanjang selat Karimata terus mengarah ke Utara dan Timur Laut dengan muara terletak di sekitar Kepulauan Natuna. Kawasan tangkapan air hujan di Jawa bagian Utara dan Kalimantan bagian Selatan bergabung membentuk sungai besar di dasar Laut Jawa dengan arah aliran menuju ke Timur dengan muara di antara Jawa Timur dan Kalimantan Selatan. Bukti pernah adanya sistem sungai yang mempersatukan pulau-pulau Sunda Besar dan benua Asia adalah ditemukannya bebagai spesies ikan air tawar Asia Tenggara di berbagai pulau yang kini terpisah oleh laut, misalnya ikan mas, gurame, dan ikan gabus.
LEMPENG SUNDA
Lempeng Sunda adalah sebuah lempeng tektonik yang berlokasi di Asia Tenggara dan umumnya dianggap sebagai bagian dari Lempeng Eurasia. Lempeng Sunda mencakup Laut Cina Selatan, Laut Andaman, bagian selatan dari Vietnam dan Thailand bersama-sama dengan Malaysia dan pulau-pulau Kalimantan, Sumatra, Jawa, serta Sulawesi di Indonesia, dan juga barat daya kepulauan Filipina dan Palawan serta Kepulauan Sulu.
Peta Lempeng Sunda dan lempeng-lempeng di sekitarnya
Lempeng Sunda berbatasan di Timur dengan Sabuk Bergerak Filipina, Zona Tumbukan Laut Maluku, Lempeng Laut Maluku, Lempeng Laut Banda dan Lempeng Timor; di Selatan dan Barat dengan Lempeng Australia; dan di Utara dengan Lempeng Burma, Lempeng Eurasia; dan Lempeng Yangtze.
Batas-batas di bagian Timur, Selatan dan Barat Lempeng Sunda rumit secara tektonik dan aktif secara seismik. Hanya batas bagian Utara yang relatif diam.
Demikianlah uraian tentang Sundaland (Paparan Sunda) dan Lempeng Sunda, semoga dapat memberikan manfaat.
Silahkan anda meninggalkan komentar demi kemajuan dan perkembangan blog ini, mohon jangan melakukan spam ..... (pasti akan terhapus secara otomatis)