logo blog
Selamat Datang Di Majapahit Blog
Terima kasih atas kesediaan anda berkunjung di Majapahit Blog ini,
Semoga apa yang Blog ini share dan tulis di sini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang dapat berguna bagi masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.

PENDIRIAN MAJAPAHIT (4)

Pada tanggal 7 bulan ketiga, pasukan Daha menyerbu Majapahit dari tiga jurusan, tetapi dapat dihalaukan oleh pasukan Cina. Pada tanggal 15 bulan ketiga, barulah pasukan Cina itu menyerbu Daha. Sebagian pasukan naik perahu menghulu sungai Brantas. Iheh-mi-shih dengan sebagian pasukan lagi menyerbu dari arah Timur, sedang Kau Hsing menyerbu dari arah Barat. Wijaya dengan pasukannya mengikuti dari belakang pasukan Cina. 

Pada tanggal 19 mereka sampai di depan pintu gerbang kota Daha, Jayakatwang telah siap menghadapi musuh dengan pasukan yang terdiri dari 100.000 orang (jumlah ini tidak dapat dipastikan, sejarah Dinasti Sung 960-1279 S menyebutkan bahwa raja She-p'o mempunyai tentara sebanyak 30.000 orang). Tentara Cina menyerbu dalam tiga gelombang, maka pertempuranpun berkobar dengan dahsyat dari jam enam pagi hingga jam dua siang. Akhirnya pasukan Jayakatwang mundur masuk ke dalam kota dengan meninggalkan 5.000 orang yang gugur. Segera kota dikepung oleh pasukan Cina, dan pada sore harinya Jayakatwang keluar menyerahkan diri. Ia ditawan bersama dengan seratus orang anggota keluarga dan pejabat-pejabat tinggi kerajaan (menurut Kitab Pararaton dan Kidung Panji Wijayakrama -pupuh VII-, raja Jayakatwang kemudian dibawa oleh panglima tentara Cina ke benteng pertahanan mereka di Hujung Galuh dan ditawan di sana. Di dalam penjara raja Jayakatwang sempat menggubah sebuah kakawin yang diberi nama Wukir Polaman, dan sesudahnya ia meninggal). Anak Jayakatwang, yang dalam berita Cina disebut Hsi-la-pati Hsi-la-tan-pu-ho melarikan diri ke pegunungan, tetapi ia dapat dikejar dan ditangkap oleh Kau Hsing, dan dibawa ke Daha sebagai tawanan.

Setibanya Kau Hsing kembali di daha, ia tidak mendapatkan Wijaya di sana, karena oleh Shih-pi dan Iheh-mi-shih Wijaya diperkenankan kembali ke Majapahit untuk mempersiapkan upeti yang akan dipersembahkan kepada kaisar Cina. Ia dikawal oleh dua orang opsir dan 200 tentara Cina. Akan tetapi dengan tipu muslihat, Wijaya dapat membunuh kedua orang opsir Cina tersebut serta menyerang pengawal-pengawalnya itu di tengah jalan. Kemudian Wijaya dan pasukannya menyerang pasukan Cina yang ada di Daha dan Canggu. Meskipun pasukan Cina itu memberikan perlawanan yang kuat, namun lebih dari 3.000 orang dapat dibinasakan oleh pasukan Wijaya. Sisa pasukan Cina kemudian terpaksa lari meninggalkan pulau Jawa dengan banyak kehilangan anggota pasukannya (tentara Cina itu meninggalkan pulau Jawa pada tanggal 31 Mei 1293 M  -sumber G.Coedes, The Indianized States of Shouteast Asia, Oxford, 1968, hal. 200-).

Demikianlah, maka dengan kedatangan tentara Khubilai Khan, tercapailah apa yang dicita-citakan oleh Wijaya, yaitu runtuhnya Daha. Setelah Wijaya berhasil mengusir tentara Mongol itu, maka ia menobatkan dirinya menjadi raja Majapahit. Menurut kidung Harsa Wijaya penobatannya itu terjadi pada tanggal 15 bulan Karttika (ri purneng karttikamasa pancadasi) tahun 1215 saka (12 Nopember 1293 M). Nama gelar penobatannya adalah Sri Kertarajasa Jayawarddhana.
Arti dari pada nama gelar tersebut (disebutkan dalam prasasti tahun 1305, bagian kedua) adalah kerta berarti beliau memperbaiki pulau Jawa dari kekacauan yang ditimbulkan oleh penjahat-penjahat dan menciptakan kesejahteraan bagi rakyat, rajasa berarti beliau berjaya mengubah suasana gelap menjadi suasana terang-benderang karena kemenangan atas musuh-musuhnya, jaya  mengandung arti beliau mempunyai lambang kemenangan berupa senjata tombak berujung mata-tiga (trisula-muka), dan warddhana mengandung arti beliau menghidupkan segala agama, melipat-gandakan hasil bumi terutama padi demi kesejahteraan rakyat.
Enter your email address to get update from Info Blog.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

2 komentar

Sangat heroik kisah perjalanan Raden Wijaya untuk mendirikan Majapahit, sebuah perjalanan yang tidak mudah penuh dengan penderitaan, pengorbanan, ini merupakan suatu pelajaran buat kita bahwa untuk mencapai cita cita mulia kita harus siap berkorban, tidak pernah menyerah, juga berdoa......viva wijaya....

Balas

Tq dg membaca ini kita makin tau sejarah negri ini

Balas

Silahkan anda meninggalkan komentar demi kemajuan dan perkembangan blog ini, mohon jangan melakukan spam ..... (pasti akan terhapus secara otomatis)

Copyright © 2015. MAJAPAHIT 1478 - All Rights Reserved | Template Created by Info Blog Proudly powered by Blogger