Pupuh XXIII
1. Melalui Doni Bontong, Puruhan, Bacek
Pakisaji, Padangan terus ke Secang
Terlintas Jati Gumelar, Silabango
Ke Utara ke Dewa Rame dan Dukun.
2. Lalu berangkat lagi ke Pakembangan
Di situ bermalam ; segera berangkat
Sampailah beliau ke ujung lurah Daya
Yang segera dituruni sampai jurang.
3. Dari pantai ke Utara sepanjang jalan
Sangat sempit, sukar amat dijalani
Lumutnya licin akibat kena hujan
Banyak kereta rusak sebab berlanggar.
Pupuh XXIV
1. Terlalu lancar lari kereta melintas Palayangan
Dan Bangkong, dua desa tanpa cerita, terus menuju
Sarana, mereka yang merasa lelah ingin berehat
Lainnya bergegas berebut jalan menuju Surabasa
2. Terpalang matahari terbenam berhenti di padang lalang
Senja pun turun, sapi lelah dilepas dari pasangan
Perjalanan membelok ke Utara melintas Turayan
Beramai-ramai lekas-lekas ingin mencapai Patukangan
Pupuh XXV
1. Panjang lamun dikisahkan kelakukan para mentri dan abdi
Beramai-ramai Baginda telah sampai di desa Patukangan
Di tepi laut lebar tenang rata terbentang di Barat Talakrep
Sebelah Utara Pakuwuan pesanggrahan Baginda Nata
2. Semua menteri, mancanegara hadir di Pakuwuan
Juga jaksa Pasungguhan Sang Wangsadiraja ikut menghadap
Para Upapatti yang tanpa cela, para pembesar agama
Panji Siwa dan Panji Budha, faham hukum dan putus sastera
Pupuh XXVI
1. Sang adipati Suradikara memimpin upacara dan sambutan
Diikuti segenap penduduk daerah wilayah Patukangan
Menyampaikan persembahan, girang bergilir dianugerahi kain
Girang rakyat girang raja, pakuwuan berlimpah kegirangan
2. Untuk pemandangan ada rumah dari ujung memanjang ke lautan
Aneka bentuknya, rakit halamannya, dari jauh bagai pulau
Jalannya jembatan goyah kelihatan bergoyang ditempuh ombak
Itulah buatan Sang Arya bagai persiapan menyambut raja.
Silahkan anda meninggalkan komentar demi kemajuan dan perkembangan blog ini, mohon jangan melakukan spam ..... (pasti akan terhapus secara otomatis)