Pupuh XXVII
- Untuk mengurangi sumuk akibat teriknya matahari
Baginda mendekati permaisuri seperti dewa-dewi
Para puteri laksana apsari turun dari kahyangan
Hilangnya keganjilan berganti pandang penuh heran-cengang
- Berbagai-bagai permainan diadakan demi kesukaan
Berbuat segala apa yang membuat gembura penduduk
Menari topeng, bergumul, bergulat, membuat orang kagum
Sungguh beliau dewa menjelma, sedang mengedari dunia.
Pupuh XXVIII
- Selama kunjungan di desa Patukangan
Para menteri dari Bali dan Madura
Dari Balumbung, kepercayaan Baginda
Menteri seluruh Jawa Timur berkumpul
- Persembahan bulu bekti bertumpah-limpah
Babi, gudel, kerbau, sapi, ayam dan anjing
Bahan kain yang diterima bertumpuk timbun
Para penonton tercengang-cengang, memandang
- Tersebut keesokan hari pagi-pagi
Baginda keluar di tengah-tengah rakyat
Diiringi para kawi serta pujangga
Menabur harta, membuat gembira rakyat
Pupuh XXIX
- Hanya pujangga yang menyamar Prapanca sedih tanpa upama
Berkabung kehilangan kawan kawi-Budha Panji Kertayasa
Teman bersuka-ria, teman karib dalam upacara ‘gama
Beliau dipanggil pulang, sedang mulai menggubah karya megah
- Kusangka tetap sehat, sanggup mengantar aku kemana juga
Beliau tahu tempat-tempat mana yang layak pantas dilihat
Rupanya sang pujangga ingin mewariskan karya megah indah
Namun mangkatlah beliau, ketika aku tiba, tak terduga
- Itulah lantarannya aku turut berangkat ke desa Keta
Meliwati Tal Tunggal, Halalang-panjang, Pacaran dan Bungatan
Sampai Toya Rungun, Walanding, terus Terapas, lalu bermalam
Paginya berangkat ke Lemah Abang, segera tiba di Keta
Silahkan anda meninggalkan komentar demi kemajuan dan perkembangan blog ini, mohon jangan melakukan spam ..... (pasti akan terhapus secara otomatis)