Pada bagian pertama telah diuraikan arca pendewaan Gayatri (Rajapatni) dan Kertarajasa, berikut ini adalah uraian lanjutan dari bagian pertama tersebut.
Dalam mitologi India Dewa Ganesha berupa orang berkepala gajah dengan gading patah, yang sebenarnya adalah putera Dewa Siwa dari perkawinannya dengan Dewi Parwati. Ganesha berkendaraan tikus yang disebut Vignesvara, berkat keulungannya dalam menghilangkan segala penghalang, oleh karenanya ia dipuja pada awal segala usaha, agar bebas dari segala bencana. Ia pun dikenal sebagai pelindung ilmu, terutama bagi para sarjana tatabahasa. Di Jawa tidak terdapat aliran khusus untuk pemujaan Dewa Ganesha, ceritanya dikenal berkat karya sastra Smaradahana gubahan Mpu Dharmaja pada jaman kerajaan Kediri. Ganesha adalah gajah yang berilmu atau terpelajar.
Arca Ganesha dari Singosari adalah salah satu arca yang agak istimewa dan perlu mendapatkan perhatian sepenuhnya. Arca Ganesha dari Singasari ini berupa gajah yang duduk di atas timbunan tengkorak, mengenakan mahkota bersusun yang juga dihiasi dengan tengkorak, kedua tangannya yang di muka memegang belahan tempurung, sedang tangan kiri yang ada di belakang berpegang pada pegangan pintu, tangan kanannya memegang kampak (beliung). Mahkotanya terdiri atas tiga bagian, bagian bawah bersusun dihiasi dengan tengkorak, bagian tengah berbentuk seperti belahan bola, dihiasi dengan tengkorak di bagian muka. Bagian yang paling atas berbentuk stupa. Di sisi kanan dan kiri sandaran tempat duduknya ada bulatan dengan garis-garis seperti sinar matahari. Di bagian sandaran terdapat daun-daun di sisi kanan dan kiri, tunduk kepada mahkota.
Selanjutnya baca di sini.
Dalam mitologi India Dewa Ganesha berupa orang berkepala gajah dengan gading patah, yang sebenarnya adalah putera Dewa Siwa dari perkawinannya dengan Dewi Parwati. Ganesha berkendaraan tikus yang disebut Vignesvara, berkat keulungannya dalam menghilangkan segala penghalang, oleh karenanya ia dipuja pada awal segala usaha, agar bebas dari segala bencana. Ia pun dikenal sebagai pelindung ilmu, terutama bagi para sarjana tatabahasa. Di Jawa tidak terdapat aliran khusus untuk pemujaan Dewa Ganesha, ceritanya dikenal berkat karya sastra Smaradahana gubahan Mpu Dharmaja pada jaman kerajaan Kediri. Ganesha adalah gajah yang berilmu atau terpelajar.
Arca Ganesha dari Singosari adalah salah satu arca yang agak istimewa dan perlu mendapatkan perhatian sepenuhnya. Arca Ganesha dari Singasari ini berupa gajah yang duduk di atas timbunan tengkorak, mengenakan mahkota bersusun yang juga dihiasi dengan tengkorak, kedua tangannya yang di muka memegang belahan tempurung, sedang tangan kiri yang ada di belakang berpegang pada pegangan pintu, tangan kanannya memegang kampak (beliung). Mahkotanya terdiri atas tiga bagian, bagian bawah bersusun dihiasi dengan tengkorak, bagian tengah berbentuk seperti belahan bola, dihiasi dengan tengkorak di bagian muka. Bagian yang paling atas berbentuk stupa. Di sisi kanan dan kiri sandaran tempat duduknya ada bulatan dengan garis-garis seperti sinar matahari. Di bagian sandaran terdapat daun-daun di sisi kanan dan kiri, tunduk kepada mahkota.
Selanjutnya baca di sini.
Silahkan anda meninggalkan komentar demi kemajuan dan perkembangan blog ini, mohon jangan melakukan spam ..... (pasti akan terhapus secara otomatis)