Pupuh XXI
1. Fajar menyingsing ; berangkat lagi Baginda melalui
Lo Pandak, Ranu Kuning, Balerah, Bare-bare, Dawohan
Kapayeman, Telpak, Baremi, Sapang serta Kasaduran
Kereta berjalan cepat-cepat menuju Pawiyungan
2. Menuruni lurah, melintasi sawah, lari menuju
Jaladipa, Talapika, Padali, Arnon dan Panggulan
Langsung ke Payaman, Tepasana ke arah kota Rembang
Sampai di Kemirahan yang letaknya di pantai lautan
Pupuh XXII
1. Di Dampar dan Patunjungan Sri Baginda bercengkerama menyisir tepi lautan
Ke jurusan Timut, turut pasisir datar, lembut-limbur dilintas kereta
Berhenti beliau di tepi danau penuh teratai, tunjung sedang berbunga
Asyik memandang udang berenang dalam air tenang memperlihatkan dasarnya
2. Terlangkahi keindahan air telaga yang lambai-melambai dengan lautan
Danau ditinggalkan, menuju Wedi dan Guntur tersembunyi di tepi jalan
Kasogatan Bajraka termasuk wilayah Taladwija sejak dulu kala
Seperti juga Patunjungan, akibat perang, belum kembali ke asrama
3. Terlintas tempat tersebut, ke Timur mengikut hutan sepanjang tepi lautan
Berhenti di Palumbon berburu sebentar, berangkat setelah surya larut
Menyeberangi sungai Rabutlawang yang kebetulan airnya sedang surut
Menuruni lurah Balater menuju pantai lautan, lalu bermalam lagi
4. Pada waktu fajar menyingsing, menuju Kunir Basini, di Sadeng bermalam
Malam berganti malam, Baginda pesiar menikmati alam Sarampuan
Sepeninggalnya beliau menjelang kota Bacok bersenang-senang di pantai
Heran memandang karang tersiram riak gelombang berpancar seperti hujan
5. Tapi sang rakawi tidak ikut berkunjung di Bacok, pergi menyidat jalan
Dari Sadeng ke Utara menjelang Balung, terus menuju Tumbu dan Habet
Galagah, Tampaling, beristirahat di Renes seraya menanti Baginda
Segera berjumpa lagi dalam perjalanan ke Jayakreta-Wanagriya
Selanjutnya silahkan baca
Silahkan anda meninggalkan komentar demi kemajuan dan perkembangan blog ini, mohon jangan melakukan spam ..... (pasti akan terhapus secara otomatis)