logo blog
Selamat Datang Di Majapahit Blog
Terima kasih atas kesediaan anda berkunjung di Majapahit Blog ini,
Semoga apa yang Blog ini share dan tulis di sini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi pada kita semua
untuk terus berkarya dan berbuat sesuatu yang dapat berguna bagi masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.

SITUASI KOTA MAJAPAHIT (2)

Kepahaman manusia Majapahit terhadap tradisi dan aturan kasat mata yang dapat memperbaiki nilai kehidupannya membuat kerajaan ini semakin maju dan mencapai puncaknya saat kepemimpinan Prabu Hayamwuruk. Didampingi Mahapatih Gajah Mada, Kerajaan Majapahit dapat menyatukan Nusantara dengan aliansi kerajaan-kerajaan yang tersebar jauh di luar pulau Jawa. Sepeninggal Prabu Hayamwuruk, ketamakan telah menyebabkan raja-raja selanjutnya menyurutkan binar Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini kemudian mengalami perpecahan mulai tahun  1400 M saat pemerintahan Raja Wikramawardhana, hingga menjelang datangnya penjajah Portugis dan Belanda ke Indonesia. 

Kembali kepada bentuk-bentuk bangunan masa kerajaan Majapahit, sebenarnya ada beberapa bentuk bangunan yang memiliki ciri khas berbeda. Rumah hunian untuk masyarakat biasa, kebanyakan berdinding kayu dan bambu, sedangkan yang memiliki strata agak tinggi dapat memiliki rumah yang berdinding batu-bata merah.

Rekonstruksi rumah penduduk kerajaan Majapahit


Situs peninggalan rumah penduduk, di kompleks Museum Trowulan (BP3)

Berbeda dengan model rumah penduduk di atas, untuk strata masyarakat yang lebih tinggi, dapat memiliki rumah yang lebih permanen berbahan dasar batu bata dengan lantai yang lebih bagus, terbuat dari bahan terakota berbentuk segi-enam.

 Relief rumah di Candi Penataran


Rumah penduduk dengan strata ekonomi cukup tinggi


 Situs Lantai Segi-enam di daerah Sentono-Rejo (bukti peninggalan)

Berkaitan dengan bangunan permanen (berdinding batu-bata) ini, kakawin Negarakertagama menuturkannya di dalam pupuh VIII/5 sebagai berikut : " ...wesmarj(j) ajajar anhapit hawan anulwan i t(e)ngah ika tanjung anjrah as(e)kar ..."  yang artinya : " ...rumah bagus berjajar mengapit jalan ke Barat, disela tanjung berbunga lebat ...."

Bentuk-bentuk bangunan lainnya adalah berupa paseban yang didirikan di atas umpak-umpak batu, hal mana peninggalan umpak-umpak tersebut masih dapat kita temukan di beberapa tempat dengan lokasi yang terpisah cukup jauh.

 Relief Paseban jaman kerajaan Majapahit


Peninggalan umpak Sentono-Rejo


 Peninggalan umpak Lebak-Jabung

Mengenai balai atau paseban ini kakawin Negarakertagama dalam pupuh VIII/6 menuturkan sebagai berikut : " ...kapwa wwesma subaddha watwan ika len balabag usuknya tan pacacadan ..." yang artinya : " ... semua balai bertulang kuat bertiang kokoh, papan rusuknya tiada tercela ...".

Model-model tiang penyangga paseban/balai pada jaman Majapahit

Di samping bentuk-bentuk bangunan di atas, dalam kakawin Negarakertagama juga disebutkan bangunan berupa panggung-tinggi/panggung-luhur yang lantainya berlapis batu, putih-putih mengkilat (pupuh VIII/2), tempat tinggal wipra-utama tinggi bertingkat, menghadap panggung korban (pupuh VIII/4), panggung tempat berkeliaran para perwira (pupuh VIII/5).


J.B. Tjondro Purnomo ,SH

Bersambung .................. ke bagian ketiga
 
Enter your email address to get update from Info Blog.
Print PDF
Next
« Prev Post
Previous
Next Post »

1 komentar:

wah pernah penggalian di sini nih,nemuin repilika rumah jaman majapahit

Balas

Silahkan anda meninggalkan komentar demi kemajuan dan perkembangan blog ini, mohon jangan melakukan spam ..... (pasti akan terhapus secara otomatis)

Copyright © 2015. MAJAPAHIT 1478 - All Rights Reserved | Template Created by Info Blog Proudly powered by Blogger