BANGUNAN TINGGI
Kakawin Negarakertagama di dalam pupuh VII setidaknya menuturkan 3 (tiga) buah bangunan tinggi yang berada di kawasan kota raja Majapahit.
Yang pertama disebutkan dalam pupuh VIII/2 yang berbunyi : " ...wetan sanding ikarj[j]a panggung aruhur patiga nika binajralepa maputih ..." yang artinya : "Di sebelah Timur : panggung luhur, lantainya berlapis batu, putih-putih mengkilat ...".
Yang kedua disebutkan dalam pupuh VIII/4 yang berbunyi : " ..nggwan sang wipra kidul padhottama susun barat i natar ika batur patawuran .." yang artinya : "Di Selatan tempat tinggal wipra utama, tinggi bertingkat, menghadap panggung korban ..".
Yang ketiga disebutkan di dalam pupuh VIII/5 yang berbunyi :" ..ndah kulwan mah[e]let <muwah> kidul i panggung ika baly aneka medran i t[e]pi ..." yang artinya : "Agak jauh di sebelah Barat Daya : panggung tempat berkeliaran para perwira ... ".
Dari uraian tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pada masa keemasannya, kerajaan Majapahit telah mengenal bentuk-bentuk bangunan tinggi (bertingkat), yang sepertinya (selain sebagai tempat tinggal) juga berfungsi sebagai 'menara jaga' para prajurit kerajaan. Hal ini dapat dipahami, dengan berdasarkan fakta, bahwa ibukota kerajaan Majapahit dalam kurun waktu yang sekian lama (sejak pemerintahan Tribhuwanatunggadewi hingga pemerintahan Dyah Suprabhawa) dapat bertahan dari serangan musuh dan tidak pernah diduduki oleh musuh-musuh kerajaan. Kenyataan ini membuktikan bahwa pusat kota Majapahit memiliki benteng pertahanan yang cukup kuat, salah-satunya adalah dengan memiliki menara-menara tinggi untuk mengintai datangnya musuh, disamping adanya kanal-kanal yang mengelilingi pusat kota-raja tersebut.
Identifikasi bentuk bangunan tinggi yang sepertinya mendekati model bangunan-tinggi jaman kerajaan Majapahit, hingga saat ini masih dapat kita temukan di kawasan Masjid Agung kota Kudus, yang terkenal dengan Menara Masjid Agung Kudus.
J.B. Tjondro Purnomo ,SH
Bersambung ................ ke bagian keempat
1 komentar:
semua agama mengajarkan kebaikan, tergantung bagaimana pribadi manusianya. majapahitpun juga jatuh bangun dan penuh dengan intrik politik. setiap jaman mempunyai cerita yang berbeda, tetapi politik tetap kejam. negara akan berdiri kokoh jika UU yang disepakati bersama dijunjung dan ditaati.
BalasSilahkan anda meninggalkan komentar demi kemajuan dan perkembangan blog ini, mohon jangan melakukan spam ..... (pasti akan terhapus secara otomatis)