Raden Patah dianggap anak durhaka dan tak tahu balas budi. Sudah diberi kekuasaan, malah menikam ayahandanya sendiri dari belakang. Ia menyerang dan hancurkan kerajaan Majapahit. Fakta sejarah ini sebenarnya yang tidak didukung oleh bukti-bukti yang akurat.
Fakta sejarah ini, terutama dicatat dalam naskah Darmogandul dengan tema Sabdopalon. Dikisahkan, Raden Patah dengan kerajaan barunya, yaitu Kerajaan Demak, menyerang Kerajaan Majapahit yang notabene dipimpin oleh ayah kandungnya sendiri, Bhre Kertabhumi (yang kadang disebut juga dengan Brawijaya V).
Pada dasarnya, belumlah ada bukti-bukti konkret tentang kebenaran penyerangan Raden Patah atas Kerajaan Majapahit. Dalam catatan yang ditulis oleh Darmogandul, Raden Patah menyerang Majapahit dan mengakibatkan runtuhnya Majapahit adalah pada tahun 1478.
Padahal ada argumen lain, sebagaimana disebutkan dalam Kitab Pararaton, bahwa pada tahun tahun tersebut —yaitu pada tahun 1478— Kerajaan Majapahit justru diserang oleh Samarawijaya dan tiga saudara-saudaranya, karena menganggap raja yang berkuasa di Majapahit, yaitu Raja raja Dyah Suraprahawa, tidak berhak atas tahta. Dyah Suraprahawa merupakan adik bungsu raja sebelumnya, yaitu Rajasawardhana.
Saat Rajasawardhana wafat, ia digantikan oleh Girisawardhana. Nah, setelah wafatnya Girisawardhana inilah, Dyah Suraprabhawa tampil menjadi raja pengganti. Hal ini menimbulkan ketidakpuasaan putra-putra Rajasawardhana yang merasa lebih berhak atas tahta Kerajaan Majapahit.
Pemberontakan Samarawijaya atas Majapahit pada 1478 tersebut, mengakibatkan tewasnya raja Majapahit dan Samarawijaya itu sendiri. Dalam Kitab Pararaton kemudian disebutkan dengan, kapernah paman, bhre prabhu sang mokta ring kadaton i saka 1400 (“paman mereka, sang raja, mangkat di istana tahun 1478”).
Namun demikian, kemenangan telak dipegang oleh pasukan Samarawijaya. Hal ini bisa dibaca dalam prasasti Petak yang menuliskan ungkapan kadigwijayanira sang munggwing jinggan duk ayun-ayunan yudha lawaning majapahit (“kemenangan Sang Munggwing Jinggan yang naik-jatuh berperang melawan Majapahit”). Inilah awal keruntuhan Kerajaan Majapahit yang sebenarnya. Para putra Rajasawardhana kemudian membentuk kerajaan baru di Dhaha, yaitu kerajaan Keling.
Pada saat yang sama, juga telah berdiri kerajaan Demak yang bercorak Islam sebagai kerajaan pertama di Jawa. Hubungan Kerajaan Demak dan Kerajaan Keling memanas, ketika Kerajaan yang dipimpin putra Rajasawardhana ini bersekutu dengan orang asing, yaitu Portugis. Karena persekutuan tersebut, Kerajaan Demak yang sudah dipimpin oleh Sultan Trenggono, menyerbu kerajaan Keling. Dan, berakhirlah kerajaan Keling.
Yang lebih mengenaskan, karena peralihan antara kerajaan Majapahit menuju kerajaan Demak, dihubung-hubungkan sebagai perang antar-agama, yaitu agama Hindhu-Budha yang dianut Majapahit dan Islam. Fakta yang jelas berlebihan. Sebab, sebagaimana kerajaan-kerajaan di tanah Jawa di era-era sebelum-sebelumnya, persoalan agama sangat jarang menjadi pemantik konflik, apalagi sampai menyebabkan perang berdarah.
Keruntuhan Kerajaan Majapahit, tidak berkaitan dengan penyerangan Kerajaan Demak dengan alasan keagamaan. Tetapi, keruntuhan Majapahit lebih banyak disebabkan konflik berkepanjangan di kalangan pemimpin internalnya sendiri. Urusan-urusan kerakyatan jadi terabaikan, Negara pun tidak lagi hadir dan mampu melindungi kepentingan rakyat.
Berdirinya Kerajaan Demak, kemudian menjadi harapan baru rakyat akan hadirnya perubahan yang lebih baik, damai, aman dan sejahtera. Dengan kata lain, tanpa diserang pun, Kerajaan Majapahit pasti akan runtuh sendiri karena sudah kronis dalam konflik internal tak berkesudahan.
sumber : http://sejarah.kompasiana.com/2013/03/08/-majapahit-runtuh-bukan-sebab-serangan-demak-535106.html
42 komentar
Saya pribadi sangat setuju dengan artikel anda tersebut, sebagai tambahan, yang disebut dengan serangan Demak tersebut terjadi pada tahun 1521 dibawah komando Adipati Unus.
BalasSaya setuju, runtuhnya atau kemunduran kerajaan Majapahit ini memang bukan sebab serangan Demak, namun lebih banyak karena faktor perseteruan internal kerajaan.
Balashttp://bloggerblog67.blogspot
Setahu saya Majapahit runtuh bukan karena sebab serangan tentara Demak, sejak wafatnya prabhu Hayam Wuruk, di lingkungan kraton banyak terjadi perebutan kekuasaan yang berakibat terjadinya perang saudara dan mengakibatkan lepasnya kerajaan-kerajaan bawahan.
BalasSalam buat sesepuh Majapahit.
dan sampai sekarang pun masalah rebutan jabatan pun belum berakhir.
Balastapi kenapa semua bangunan majapahit hancur...
Balasyg saya tahu,maav d ISLAM sering menghancurkan bangunan yg d anggap BERHALA,nah d situs kota majapahit kan banyak tuh yg menggunakan simbol2 berhala...jd klo yg menyerang sesama "keyakinan ato masih saudara" saya yakin bangunannya masih akan utuh...
klo dari bencana aLam kayaknya gak berdasar,karena hanya tertimbun sekian centimeter alias rata dgn tanah...
Mengomentari sesuatu hal hendaknya didasarkan pada fakta-fakta yang ada, jangan karena "keyakinan pribadi" yang lebih banyak bersifat egois dan fanatis. Coba anda telusuri kembali tentang Sejarah serangan kerajaan Demak ke Majapahit. Kapan terjadinya ? Dan apakah setelah serangan itu Majapahit telah runtuh ? Sekedar catatan buat anda, ada bukti-bukti sejarah yang menyebutkan bahwa Majapahit masih berdiri sampai tahun 1521 M.
BalasBangunan-bangunan BERHALA itu relatif sifatnya Mas, tergantung dari kacamata mana kita memandangnya. Rahayu, rahayu, rahayu, sagung dumadi.
@ Eko Pamuji : Harus diingat mas bro, ada "Bangunan Majapahit" yang tidak bisa dihancurkan, ingat ada seloka "BHINNEKA TUNGGAL IKA (tan hana dharma mangrwa)" yang tertulis pada lambang Negara Pancasila ...., itulah "Bangunan Majapahit" yang tidak dapat dihancurkan. Bagaimana ..... ?
BalasSetuju memang runtuhnya majapahit bukan karena kerajaan demak, karena demak sendiri saat itu belum lah kuat untuk menyerbu Majapahit. Tentang penyebaran agama Islam saat itu juga belum merata.Hanya memang Majapahit sudah tidak sanggup lagi mengontrol kerajan kerajan kecil diwilayahnya karena persoalan internal.
Balasuraian dari kitab darmagandul tidak bisa di kesampingkan begitu saja, sesuai dg penuturan sabdopalon memang Runtuhnya Kerajaan Majapahit adalah Serangan Dari Demak, kisah Anak Durhaka... dimana Keraton Demak Pun Tidak Berumur Lama karena kedurhakaanya,, janganlah menutupi sebuah kebenaran sebagaiaman adanya.....SabdoPalon (ketetapan yang tak terbantahkan)....
BalasUntuk menuliskan kisah sejarah janganlah menggunakan sumber-sumber yang tidak jelas atau patut diragukan kebenarannya. Kitab Dharmagandul itu tulisan siapa ? Kapan ditulisnya ? Kitab Dharmagandul itu sangat rendah relevansinya untuk dapat dipergunakan sebagai referensi "sejarah Majapahit". Banyak uraian-uraian dalam kitab tersebut yang bertentangan dengan prasasti-prasasti jaman Majapahit.
Balasjerry wong @tpi hanya negara kertagama yg tdak menyebutkan majapahit d perangi demak mas bro...d ktab2 yg lain smua mnyebutkan...hehehehehe
Balasnawi@ klo slogan2 tidak hanya itu ajja mas,masih banyak yg d pakai di dlam matra darat,matra laut,matra udara...
Serat Darmogandul banyak mencontek Babad Khediri, maksud penulisannya oleh orientalis Belanda guna menjinakan perlawanan kerajaan Islam dan mengadu domba umat Islam dengan keturunan Majapahit.
BalasMemang Kitab Darmogandhul itu sudah mendarah mendaging di masyarakat Jawa, terutama yang menuntut pengetahuan di tempat-tempat "beguron".walaupun cara pengajarannya cuma menggunakan "cerita" lesan namun sangat tendensius. Sehingga para murid-murid tersebut sangat mempercayai bahwa itu adalah sebuah "Sejarah" yang valid...pada umumnya mereka tidak biasa mengadakan penelitian sejarah, sudah menganngap cukup apa yang disampaikan oleh guru-guru mereka.
BalasDharmogandul itu ciptaan belanda guna memecah belah bangsa sehingga sulit bersatu antar generasi bangsa, dalam berjuang melawan belanda. kehancuran fisik peninggalan kerajaan dilakukan belanda untuk memutus semangat, menghilangkan jati diri (karakter asli bangsa) dan pembodohan bangsa. maka belanda dapat bertahan hingga 350 th. berapa generasi? ruang lingkup dibatasi, gerak dibatasi, informasi dibatasi, yang piter dibunuh, anak-anak dibohongi, generasi berikutnya dibodohi. lahir generasi gak tahu apa-apa lalu dicekoi doktrin anti terhadap daerah (suku) lain sehingga sesama generasi nusantara saling curiga.
BalasTerima kasih kajian yang dituliskan dengan memberikan interpretasinya. Terima kasih juga tangapannya yang saling menguatkan dan ada yang mencoba menggugatnya. Ini memang forum bebas, namun perlu pula disadari bersama agar bersikap ilmiah dan netral, agar tidak tersinggung. Namanya juga kajian. namun keseluruhannya sangat membantu memberikan pemahaman. terima kasih sedulur
Balaskl anda bilang bangunan majapahit bnyak yg dihancurleburkan oleh kaum muslimin itu tidak benar, knyataan tmpat2 ibadah candi/pura masih bnyak berdiri dgn kokoh, bahkan dlm syiar islam sangat toleransi dgn ajarn2 hindu/budha yg tlah dianut oleh sbgian masy jawa. sbg cntoh Sunan Kudus tidak memperbolehkan menyembelih sapi krn sapi adl hewan sngat dihormati oleh umat hindu bahkan smp skgpun masy Kudus msh mengikuti anjuran kanjeng sunan Kudus..........
Balaspadahal Adipati Unus menyerang Portugis di Malaka, bukan menyerang Demak. Begitukan sejarah nusantaranya.
Balasmas eko Pamuji, dimana saya bisa melihat peninggalan dan bekas-bekas bangunan yang dihancurkan yang menurut Anda dianggap Berhala? Apakah anda melihat masih ada sisa-sisa yang menunjukan hal ini (bahwa ada banyak berhala pada masa Majapahit)?
BalasMajapahit runtuh bukan karena serangan Demak dan juga bukan karena pertikaian saudara...
BalasMajapahit surut karena perang saudara berkepanjangan. Tetapi majapahit benar-benar habis ketika diserang demak. Salah satu alasan majapahit harus di serang demak adalah pengaruh kaum jihadis yang ingin membatasi ruang pasukan salib karena majapahit ingin bekerjasama dengan portugis
BalasMenyusun mozaik runtuhnya majapahit memang sangat rumit. Tidak ada Sumber yang benar-benar bisa memberi gambaran yang utuh. Tapi saya setuju sebelum Majapahit benar-benar padam terlebih dahulu mengalami masa surut yang berkepanjangan akibat perang saudara.
Balasketika orang demak peranggainya sama dengan FPI, bisa teman2 bayangkan bangunan/candi peninggalan Majapahit nasibnya seperti apa?
BalasSelain serat darmogandul coba baca pustaka raja purwo, babad tanah jawi, babad demak I, babad segaluh I, babad majapahit semuanya ada di perpustakaan daerah. Di semua provinsi Insya Allah ada. Memang terjatat terjadi perang antara majapahit dan demak. Majapahit di bawah pimpinan adipati terung, demak di bawah pimpinan sunan ngundung ayah sunan kudus. Sejarah mencatat sunan ngundung tewas di tangan adipati terung walaupun beliau memakai baju ontokusumo miliksunan kalijaga yang nanti mertua sunan kudus
Balasdari sejarah yg pernah saya baca ada beberapa versi cerita dari sumber yg berbeda sesuai sudut pandang sumber masing2, dan saya menyimpulkan masuknya islam dan runtuhnya majapahit sebagian besar lewat perdagangan dan ikatan pernikahan, juga budaya yg pada masa itu juga berkaitan dgn wali songo. bahkan salah satu sumber menyebutkan raja majapahit pun menjadi muslim oleh sunan kalijaga.
BalasBelanda sangat menghargai sejarah, borobudur saja mau dipugar. Ada pihak lain yg malah mengebomnya, siapa lagi? Masih ngeles. Di Bali meskipun sempat berkuasa VOC tidak ada rusak satu pura pun.
Balashehehe...anda nggak sendirian bro. mantan presiden suharto aja percaya sampai2 harus melegitimasi aliran kepercayaan sbgai keputusan politik pada thn 78, sebagai penghormatan dan ikut "berpartisipasi" dalam mengejawentahkan sumpah sabdo palon noyo genggong....
Balaswalhasil, ya kecelik lha wong itu didasarkan pada kitab rekaan belanda yg putus asa menghadapi sisa2 pasukan diponegoro yg nggak mau nyerah dan melestarikan nilai2 sejarah walisongo.. seperti babad kediri yg ditulis seorang bernama ngabdulah yg berubah nama jadi ki tunggul wulung, demikian jg kitab darmogandul dan gatholoco untuk mengacak2 jejak sejarah dan tata nilai baru..
Awas, kita sebagai umat Islam jangan sampai terpecah belah akibat sejarah yang dibuat oleh orang-orang yang memiliki kepentingan untuk merusak Islam.
BalasSaya juga pernah menemukan artikel, kalau tidak salah judulnya "Sejarah Majapahit Yang Disembunyikan Pemerintah". Bisa di Googling.
Setelah saya baca sampai tuntas berkali-kali, dapat diambil dari kesimpulan, bahwa artikel tersebut memberitahukan kita bahwa Islam itu adalah jahat, Islam itu adalah penjajah, dan Islam itu kejam; dimana penyebarannya menggunakan kekerasan dan pertumpahan darah.
Mereka menganggap bahwa Islam itu adalah budaya, padahal kan Islam itu adalah panduan hidup.
Kalau kesimpulan artikel tersebut membuat kita menjadi ragu pada keyakinan kita (Islam), atau bahkan sampai membencinya, kita jangan percaya terhadap artikel tersebut.
Sederhananya, kalau ujung-ujungnya untuk menghancurkan Islam, maka jangan percaya terhadap artikel tersebut.
Ayo kita umat Islam se-Indonesia dan se-Nusantara (termasuk Malaysia) jangan mau diadu-domba. Segala permasalahan yang ada, kita harus melihatnya melalui kacamata Islam, cukuplah Al-Qur'an dan Al-Hadits sebagai pedoman hidup kita.
Yang mengebomnya juga siapa? Tidak jelas asal-usulnya, hanya karena memakai nama Islam, kemudian organisasinya berasal dari Islam. Itu namanya "False Flag Operation".
BalasApa pula manfaatnya orang-orang Islam untuk mengebom candi Borobudur?
Kalau memang agama kami mengajarkan untuk tidak bertoleransi terhadap pemeluk agama lain, tentu itu candi Borobudur sudah hancur dari zaman dahulu kala ketika Islam masuk ke Nusantara, tidak perlu menunggu hingga abad-21 sekarang ini.
Dan kalau memang agama Islam mengajarkan untuk main hancurkan segala, apakah Gereja Hagia Sophia di Turki akan tetap berdiri sampai sekarang dengan peninggalan mosaik-mosaik nya? Bahkan walaupun selama 5 abad dirubah menjadi masjid, peninggalan-peninggalan dari zaman Romawi Timur (Kristen Orthodox) masih tetap ada.
Saya pernah kuliah di Bandung, disana saya teman-teman saya banyak yang berbeda keyakinan dengan saya. Apakah kami bersikap jahat terhadap mereka? Bahkan disana pun ada pure, dan orang-orang beragama Hindu bebas melakukan kegiatan agamanya tanpa diganggu sedikitpun oleh mereka yang muslim.
pergolakan memang terjadi di tanah jawa dan sunda pada saat para wali menyebarka Islam di tanah jawa. selain pergolakan didalam lingkungan kerajaan,majapahit juga runtuh akibat serangan demak bintoro. pada saat itu kerajaan majapahit dan pajajaran minta bantuan kepada portugis yang ada di malaka. saya juga sempat membaca serat dharmogandul. didalam babad tanah jawi pun ditulis RADEN FATAH sudah mengkudeta ayah kandungnya sendiri brawijaya V karena tidak mau masuk islam. sementara di sunda ada penghancuran kerajaan sunda padjajaran oleh cucu nya sendiri sunan gunung jati, karena saat itu prabu siliwangi tidak mau masuk islam. dalam babad tanah jawa dan babad tanah sunda semua sudah di tulis.
BalasMaaf mau tanya. Kerajaan Majapahit kan kerajaan besar, wilayah kekuasaannya sprti Indonesia saat ini. Lalu, Indonesia kan punya Istana Negara, dan Gedung2 pemerintahan yang besar. Lha, sy bingung, Majapahit punya Istananya dimana?? masak adanya Candi dan Gapura, serta Pemandian??
BalasBegitu aja keheranan saya. Terima kasih
Pada tahun 1478M Demak ini bukan menyerang Majapahit melainkan Kediri, Majapahit pada tahun ini bukankah sudah direbut Girindrawardhana. Menurut saya ini bukan sejarah yang dipelintir, tapi konteks ceritanya saja yang sudah beda. Coba anda baca buku Slamet Muljana dan Muh.Yamin
Balas1. Demak menyerang sisa Majapahit ini karena Demak merasa bahwa Demaklah keturunan Majapahit yang sah, Selain itu perlu di garisbawahi bahwa Girindrawardhana (Bhre Keling) berdasarkan “Prasasti Petak” dan “Trailokyapuri” telah membunuh Dyah Suraprahawa (Raja Majapahit Terakhir) di kedaton dalam perang menaklukkan Majapahit. (Slamet Muljana, 1983).
2. Demak menyerang Kediri (Girindrawardhana) pada masa Trenggono ini juga jelas karena Kediri mengadakan hubungan dengan portugis.
Mohon maaf sejarah itu tidak hanya bisa bersumber dari sumber pararaton saja, coba bandingkan dengan sumber lainnya. Semoga bermanfaat.
Hing warsa 2015 puniki, sak watawis wulan kepengker wonten seniman ingkang sinambatan kinen ndamel reca-reca pepethan manungsa-manungsa ingkang nembe anambut karya kadosta ngupaya mina, tetanen, lsp. Reca-reca wau lajeng kapasang ing taman sak pinggiring alun-alun satunggiling kitha alit mepet sak kiduling Suroboyo. Sae sanget nambah edi endahing taman. Lah dumadakan wonten sak klompok warga ingkang mboten sarujuk lan ndkwa bilih reca-reca punika wujuding brahala, ingkang den anggep sirik, haram. Mila lajeng sami dipun bongkar kapindhah ing kitha sanes ingkang tebih panggenanipun. Eram, jaman komputer sak punika kok taksih kemawon wonten pandakwa kina, yen reca-reca punika kangge papan ibadah, papan kangge nyembah lelembut. Mangga dipun onceki prastawa punika ing sesambetan kaliyan serangan Demak (Islam) dhumateng Majapahit (Hindu, Budha, kafir, kristen?) Sak estu sejarah punika gampil dipun ewahi dengan pihak ingkang nembe nyandhang panguwaos. Lha, tiyang sejarah gantosipun presiden saking Bung Karno dhumateng Pak Harto kemawon inggih wonten bagian-bagian ingkang dipun busek lan dipun gantos dados bageyan ingkang nyengkuyung Pak Harto ngaten lho? Ngantos sak puniko wontenipun serat asli Supersemar inggih dereng kepanggih, pemrakarsa serangan umum Jogja koq mboten Sri Sultan HB IX, lsp. Mangga sami dipun titeni kanthi penggalih luber , tinebihna ing pamanggih mboten jujur. Nywun duka lan matur nuwun.
BalasPeradaban manusia mengalami pasang-surut, kadang berjaya kadang terpuruk begitulah sejarah akan berulang...
BalasDi Indonesia, yang mayoritas umat Islam, walaupun bukan negara agama (Islam), dengan segala kekurangan yang ada tentunya, umat beragama pada umumnya hidup rukun yang minoritas tetap dihargai. Contohnya: di Pulau Bali adem ayem saja...diberkan ciri khas sendiri, tempat ibadah umat Hindu di daerah mayoritas muslim aman-aman saja, itulah Islam... ...memang ada beberapa gelintir oknum umat yang nakal...kalau Islam mengajarkan kerusakan ... waduh bakal ada perang besar di Indonesia ini... umat Islam akan membantai umat lain...nyatanya tidak kok...tapi bagaimana kalau umat islam di daerah minoritas...di Tolikara, Ambon, poso, dll ..membela diri saja dibilang Teroris...Bagaimana Bli I Gede Jana Supapta..coba Bli lihat kedamaian Umat Hindu yang berada di dalam lingkungan umat Islam...rukun dan harmonis lho...silakan lihat yang diluar Bali contoh di Aceh..malah Provinsi Bali walaupun bukan bernama Daerah Istimewa..diistimewakan lho...sampe sekarang belum ada Kepala Daerah yang bukan Suku Bali dan bukan beragama Hindu..umat dan suku lain tahu diri...malah kalau pas Nyepi umat lain harus mengikuti aturan setempat..ken ken Bli mohon maaf kalau salah.
Balassaya seorang santri dan saya juga membaca tarih Nabi, saya pun tak mengingkari adanya perang kaum muslim dengan non muslim, yang terpenting bagaimana kita meyakini adanya Allah, menjalankan solat, berpuasa, melaksanakan zakat, menunaikan haji, dan tenggang rasa serta beradab
BalasYaaa
BalasNih d lombok ada beberapa pura yg dah dihancurkan...main siniii yuuk
Balascapek bacanya.... mungkin lg zamannya ikhlas, legowo dan menjadi kesatria itu langka... harap yang waras uakin masa itu akan tiba dan hari ini berbesar hati.
Balasmajapahit mulai melemah setelah ditinggal Hayam Wuruk dan patih Gajah Mada. itu pun karena merosotnya karisma Gajah Mada karena Perang Bubat yang kontroversial itu.
Balasjadi, tidak bisa hanya menyalahkan suatu pihak lalu mengatakannya sebagai sebab keruntuhan Majapahit. Misal karena serangan Kerajaan Demak, yang peristiwa ini nyatanya masih diperdebatkan tentang kebenarannya. Justru, yang sangat kuat adalah perang saudara di dalam keluarga Kerajaan Majapahit itu sendiri.
runtuhnya majapahit karena memang sudah saatnya runtuh.
betul...dan masalah internal tersebut..disebabkan oleh kerjasama politik anak selir dan syiar islam, yang membentuk kekuatan sama dengan yang terjadi di peristiwa kehancuran pajajaran.
BalasTri semaya sudahlah cukup..bagi saya hidup adlh beradaptasi dg karma..
Balassebenarnya kemunduran kebudayaan kita itu bukan bersumber dari luar, namun bersumber dari nurani kita yang terlalu mudah menafsirkan segala sesuatu yang ada dialam ini, jangan mudah menafsirkan hal - hal yg terjadi di muka bumi ini jika kita tetap ingin berbudaya luhur. jadi marilah kita gali bersama warisan leluhur - leluhur kita ini agar tetap murni berdasarkan jiwa nurani, bukan berdasarkan perspektif yg belum jelas. sejarah bukan untuk diperdebatkan namun sejarah kita gali agar kita tetap mengenangnya dan menjaganya agar kita mampu bertolak dari yang kurang baik di masa lalu dan kita sempurnakan dimasa kini jika kita mampu, jika belum mampu maka pilihlah yang menjadi relevansi yg terbaik untuk kita. bukan perpecahan yg terjadi namun keselarasan dalam berkehidupan sosial.
BalasSilahkan anda meninggalkan komentar demi kemajuan dan perkembangan blog ini, mohon jangan melakukan spam ..... (pasti akan terhapus secara otomatis)